تَعَلَّمُوْا الْعَرَبِيَّةَ فَإِنَّهَا تُنْبِتُ
الْعَقْلَ وَ تَزِيْدُ فِي الْمُرُوْءَةِ
Pelajarilah Bahasa Arab
(Nahwu) karena dapat menumbukan kecerdasan dan menambah kewibawaan
تَعَلَّمُوْا
النَّحْوَ فَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَفَرُوْا بِحَرْفٍ وَاحِدٍ كَانَ فِي الْإِنْجِيْلِ
الْكَرِيْمِ مَسْطُوْرًا، وَهُوَ: أَنَا وَلَّدْتُ عِيْسَى (بِتَشْدِيْدِ الْلَامِ)
فَخَفَّفُوْهُ، فَكَفَرُوْا
Pelajarilah ilmu Nahwu karena Bani Israil menjadi kafir karena tidak membaca satu huruf yang tertulis di dalam kitab suci Injil.
تَعَلَّمُوْا الْعَرَبِيَّةَ فَإِنَّهَا مِنْ دِيْنِكُمْ
Belajarlah Bahasa Arab (Nahwu)
karena ia bagian dari agama kalian
مَنْ طَلَبَ الْحَدِيْثَ وَلَمْ يُبْصِرِ الْعَرَبِيَّةَ
كَمَثَلِ رَجُلٍ عَلَيْهِ بُرْنُسٌ وَلَيْسَ لَهُ رَأْسٌ
Barang siapa belajar hadits
tanpa memperhatikan ilmu Nahwu ibarat seseorang yang memakai penutup topi tapi
tidak punya kepala
اَلنَّحْوُ فِي الْعِلْمِ كَالْمِلْحِ فِي الطَّعَامِ
Nahwu di mata ilmu yang lain
bagaikan garam bagi makanan
إِذَا كَانَ الْمُحَدِّثُ لَا يَعْرِفُ النَّحْوَ
فَهُوَ كَالْحِمَارِ يَكُوْنُ عَلَى رَأْسِهِ مِخْلَاةٌ لَيْسَ فِيْهَا شَعِيْرٌ
Ahli hadits yang tidak mahir
ilmu Nahwu seperti keledai yang mengangkut kantung makanan kosong tak berisi
إنَّ الْكَلَامَ بِلَا نَحْوٍ يُمَاثِلُهُ نَبْحُ
الْكِـلَابِ
Kata-kata yang diucapkan
dengan mengabaikan ilmu Nahwu tidak jauh berbeda dari gonggongan anjing
مَنْ تَبَحَّرَ فِى النَّحْوِ اهْتَدَى إِلَى كُلِّ
الْعُلُوْمِ
Barang siapa yang mendalami
ilmu Nahwu, akan memperoleh petunjuk ke ilmu-ilmu yang lain
إِنَّ الْمُجْتَهِدَ لَوْ جَمَعَ كُلَّ الْعُلُوْمِ
لَمْ يَبْلُغْ رَتْبَةَ الْاِجْتِهَادِ حَتَّى يَعْلَمَ النَّحْوَ
Andaikan sudah menguasai
semua ilmu, seorang mujtahid masih belum sampai ke level mujtahid yang sebenarnya sebelum
menguasai ilmu Nahwu
لَا أُسْأَلُ عَنْ مَسْأَلَةٍ مِنْ مَسَائِلِ الْفِقْهِ
إِلَّا أَجَبْتُ عَنْهَا مِنْ قَوَاعِدِ النَّحْوِ –اَلْإِمَامُ الشَّافِعِيُّ
Tidak sekalipun pertanyaan
fiqih yang diajukan kepadaku melainkan aku jawab dengan kaidah-kaidah ilmu
Nahwu (Imam asy-Syafi’i)