Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi seseorang ingin mempelajari
bahasa Arab.
Pertama, faktor religius. Dalam artian, belajar bahasa Arab untuk
mengetahui sekaligus mendalami agama Islam. Itu karena sumber utamanya adalah
al-Qur’an dan hadits yang menggunakan medium bahasa Arab.
Kedua, faktor profesi. Maksudnya, seseorang mempelajari bahasa Arab untuk
menguasai ketramplian profesi secara praktis dan pragmatis.
Ketiga, faktor akademik. Bahasa Arab dipelajari semata-mata untuk
mengetahui seluk beluk ilmunya dan menguasainya secara terampil.
Keempat, faktor ideologis. Mempelajari bahasa Arab demi kepentingan lain
di luar kebahasaan. Seperti gerakan orientalisme yang ditunggangi kepentingan
imperialisme barat.
Faktor Religius
Kita suci umat Islam diturunkan dengan memakai bahasa Arab. Untuk memahaminya,
harus bisa memahami bahasa Arab terlebih dahulu. Pendalaman bahasa Arab yang
dimotori dengan niatan tafaqquh fid din (memperdalam agama) akan jadi
bernilai ibadah. Selain itu, keberadaan bahasa Arab sudah menjadi identitas
keilmuan otentik dalam tradisi pengetahuan Islam. Orang yang tidak cakap bahasa
Arab tidak mungkin bisa jadi ulama.
Ada 11 ayat di dalam al-Qur’an yang menerangkan bahwa Kitab Suci ini
diturunkan dengan memakai bahasa Arab. Di antaranya firman Allah:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf : 2)
Dalam sebuah hadits,
Rasulullah Saw. bersabda:
أَحِبُّوا
الْعَرَبَ لِثَلاثٍ : لأَنِّي عَرَبِيٌّ ، وَالْقُرْآنُ عَرَبِيٌّ ، وَكَلامُ أَهْلِ
الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ
“Cintailah bahasa Arab karena
tiga hal : karena aku orang Arab, al-Qur’an berbahasa Arab dan pembicaraan ahli
surga dengan bahasa Arab.” (HR. Ath-Thabrani)
Bahkan sahabat Umar bin
Khaththab pernah berkata, “Pelajarilah bahasa Arab karena ia dapat mencerdaskan
akal dan bisa menjunjung martabat (kalian).”
Berbeda dengan bahasa
lainnya, bahasa Arab mempunyai tingkat kesulitan yang tidak sama bahkan lebih
rumit. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang insyaallah akan saya uraikan
pada tulisan berikutnya.
Segala perbuatan tergantung
dari niatnya. Bila diniatkan dengan sungguh-sungguh, niscaya jalan lapang akan dibentangkan
ke hadapan kita.